Penjelasan Luas Model Pembelajaran Snowball Throwing Menurut Para Ahli, Model Pembelajaran Menyenangkan

KLIK PENDIDIKAN - Salah satu strategi pembelajaran yang sering digunakan di ruang kelas untuk meningkatkan partisipasi siswa dan mendorong keterlibatan mereka dalam diskusi kelompok adalah model pembelajaran snowball throwing.

Para siswa dalam model pembelajaran snowball throwing ini dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil untuk mendiskusikan topik tertentu, dan kemudian mereka bergabung dengan kelompok yang lebih besar untuk mendiskusikan topik tersebut secara lebih rinci.

Model pembelajaran snowball throwing ini dapat digunakan di berbagai lingkungan belajar, termasuk seminar, lokakarya, dan ruang kelas.

Baca Juga: Langsung JADI ASN PPPK TANPA TES.. HONORER Kategori ini Silahkan Bersiap, Segini Kuotanya

Metode pembelajaran snowball throwing pada awalnya diciptakan oleh Elliot Aronson dan diterapkan pada kelas sosiologi.

Teknik ini bertujuan untuk meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran dan meningkatkan kemampuan mereka untuk memahami dan menguraikan ide-ide yang rumit.

Dalam model ini, siswa mendapatkan pengetahuan dari berbagai sumber, termasuk interaksi dengan teman sebaya dan guru.

Baca Juga: KETUK PALU, TPG 2023 SUDAH CAIR.. Tunjangan Siap Meluncur ke Rekening Guru Sertifikasi Daerah ini

Ada dua tahap yang termasuk dalam model pembelajaran snowball throwing. Diskusi kelompok kecil adalah langkah awal, di mana siswa membicarakan topik yang ditugaskan dengan satu atau dua orang teman.

Setelah itu, siswa bergabung ke dalam kelompok yang lebih besar untuk melanjutkan pembicaraan dengan lebih detail.

Diskusi dan presentasi akan terus berlanjut hingga seluruh kelas berpartisipasi. Setiap kelompok kemudian akan melaporkan hasil diskusinya kepada kelompok lain.

Baca Juga: Selamat... TPG 2023 SUDAH CAIR, Tunjangan Guru Sertifikasi Daerah ini Siap Masuk Rekening , Cek Daerahmu

Gaya belajar snowball throwing memiliki manfaat untuk mendorong lebih banyak partisipasi siswa dalam diskusi kelas.

Siswa merasa lebih nyaman berbicara dan bertukar ide dalam kelompok kecil.